Linamasa.com – Tahukah kamu bahwa di beberapa daerah masih ada tradisi Lebaran lain yang disebut Lebaran Ketupat?
Tradisi ini dilaksanakan satu minggu setelah Idul Fitri, tepatnya pada tanggal 8 Syawal, sebagai penanda berakhirnya Idul Fitri.
Pada tahun 1445 Hijriah, tradisi ini akan jatuh pada Rabu, 17 April 2024.
Meskipun setiap daerah memiliki sebutan khusus untuk tradisi ini, namun maknanya hampir sama.
Lalu, bagaimana sejarah di balik tradisi ini? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Lalu, apa itu tradisi ini dan bagaimana sejarahnya? Yuk baca artikel ini sampai selesai
Apa Itu Lebaran Ketupat?
Lebaran Ketupat adalah sebuah tradisi asli Indonesia. Perayaan ini umumnya dilakukan setelah enam hari puasa Syawal.
Ketupat, sebagai simbol perayaan, telah lama menjadi bagian dari hari raya Islam.
Penggunaan ketupat sebagai simbol hari raya Islam sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Demam pada abad ke-15 yang dipimpin oleh Raden Patah.
Di masa itu, ketupat juga menjadi tanda tradisi ini yang diadakan pada 8 Syawal, seminggu setelah Idulfitri.
Baca juga: 10 Destinasi Wisata Puncak Bogor yang Terbaru dan Viral, Cocok Kamu Kunjungi di Akhir Pekan Ini
Sejarah Ketupat
Ketupat bukanlah hal baru sebagai makanan.
Menurut Hikayat Indraputra, ketupat sudah dikenal sebagai makanan rakyat sejak abad ke-18 Masehi.
Tradisi sehabis lebaran ini diyakini sudah ada sejak lama, seiring dengan masuknya agama Islam di tanah Jawa.
Sunan Kalijaga, salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, disebut sebagai orang pertama yang memperkenalkan tradisi ini.
Beliau memperkenalkan dua kali bakda, yakni bakda Lebaran (Idul Fitri) dan bakda kupat (Lebaran Ketupat).
Lebaran Ketupat atau yang juga dikenal sebagai Kenduri Ketupat, di era Wali Songo, menjadi momen kebersamaan dan silaturahmi.
Di masa itu, tradisi ini menjadi sarana untuk menyebarkan ajaran Islam, termasuk tentang bersyukur kepada Tuhan, bersedekah, dan bersilaturahmi di hari Lebaran.
One comment
Pingback: Rekrutmen PT KAI 2024, Ini Syarat dan Bidang Pekerjaannya